Wakil Kepala SD Muhammadiyah 1 Solo Berbagi Sekolah Branding

sdmuh1solo.sch.id – Wakil Kepala Sekolah Penggerak Bidang Humas SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo, Dwi Jatmiko membagikan tips cara menulis berita semudah bercerita. Hal ini dia sampaikan pada Coaching Clinic Program Calon Kepala Sekolah Perguruan Muhammadiyah, Rabu (20/12/2023). Sebanyak 5 guru calon kepala sekolah menjadi partisipan pada acara ini. Mereka berasal dari SD Muhammadiyah 22 Sruni Solo, SD Muhammadiyah 3 Solo dan SD Muhammadiyah 8 Jagalan Solo.

“Menulis berita sekolah itu semudah bercerita,” ujar Jatmiko melalui siaran pers yang diterima muhammadiyahsolo.com, Rabu ini. Humas yang pernah meraih Humas Reward terbaik pada tahun 2019 ini menyampaikan, untuk membuat berita bisa diawali dari berpikiran sekolah yang maju dan punya masa depan. Unsur-unsurnya antara lain dreaming (bermimpi), innovating (berinovasi), acting (aksi), branding (pencitraan), dan marketing (memasarkan).

“Bermimpi, bervisi, dan bercita-cita. Banyak kita temui sekolah itu kecil, berada di pelosok dan kondisinya serba terbatas, namun dapat disulap menjadi besar dan maju karena kepala sekolahnya bermimpi besar. Ini bisa jadi bahan berita,” terangnya. Kepala sekolah bisa dikatagorikan inovatif bila telah memiliki ciri; baru (tidak sama dengan yang lainnya), khas (berbeda dengan pesaing), terencana (dipersiapkan secara mattans) dan bertujuan jelas.

Jatmiko melanjutkan, kepala sekolah perlu melakukan aksi nyata. Perlu gerakan, perlu pula program dan kegiatan praktis. Banyak mimpi dan inovasi besar tapi gagal, karena mimpi dan inovasi itu hanya ada di otak dan pikiran kepala sekolah. Tidak sampai dikampanyekan dan dilaksanakan. “Untuk menulis semudah bercerita bisa melalui saluran seperti majalah, koran, spanduk, baliho, billboard. Media elektronik seperti, radio dan televisi. Dan media sosial seperti: Youtube, Facebook, Tiktok, Line, Telegram, Instagram, dan Twitter,” terangnya.

Di samping branding, hasil produk atau layanan sekolah yang inovatif harus ditindaklanjuti dengan brand. Nama yang dipakai benar-benar mencerminkan produk dan sekolah. Nama benar-benar orginal, mudah dibaca dan mudah diingat. Selanjutnya dibuatkan tagline dengan kata-kata singkat, padat dan penuh filosofi.

“Berhubungan media menjadi elemen fundamental dalam pekerjaan kehumasan, promosi, edukasi dan sosialisasi. Hasilnya seperti Kantin SD Muhammadiyah 1 Solo yang bersertifikat BPOM dan Kemenkes,” katanya memberi contoh.

SD Muhammadiyah 1 Solo