sdmuh1solo.sch.id – Dijelaskan Allah dalam Hadits Qudsi bahwa puasa Allah sandarkan pada dirinNya Allah-lah yang kan memberi pahala secara khusus, ash shaumu lii wa ana ajzii bih.
Dalam Alquran Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar selalu bertaqwa,” (QS Al-Baqarah: 183).
Ketika mengingat puasa, kemungkinan besar yang teringat adalah menahan haus dan lapar dari tibanya waktu subuh hingga terbenamnya matahari. Faktanya, puasa bukan hanya tentang tidak minum atau makan seharian. Ibadah yang termasuk wajib bagi umat Islam ini memiliki tantangan lain.
Puasa menurut bahasa Arab disebut as-saum atau as-siyam yang berarti menahan diri.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنِ ابْنِ عُمَرََقالَ سَمِ ْعتُ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ َيقُوْلُ : اِذَاَاقْبَلَ اللَّيْلُ وََادْبَرَا لنَّ َهارُ َوغَاَب ِت الشَّمْسُ فَقَدْ َافْطَرَ الصَّاِئمُ ( رواه البخارى و مسلم)
Dari Ibnu Umar. Ia Berkata, “Saya telah mendengar Nabi besar SAW bersabda, ’Apabila malam datang, siang lenyap, dan matahari telah terbenam, maka sesungguhnya telah datang waktu berbuka bagi orang yang berpuasa’.” (HR.Bhukori dan Muslim)
Sedangkan menurut Terminologi (istilah) para ulama fikih mengartikan puasa sebagai berikut:
اَلصِّياَمُ:الإِمْساَكَُعنِالأكلَِوالَّشرْبَوالِْجمَاعَِوَغْيرِهاَِممَّاوََردَبِهِالّشرْعِفِيْالَّنهَا
ِر َعلَي الوَحدِ اْلمَ ْشرُوعِ َوَيْتَبعُ ذَِللكَ الإِمْسَا كُ َعنِ اللَّغْوِ والرَّفَثِ َو َغْي ِرهَا ِمنَ الْكلآمِ اْلمَ ْحرَمِ
وَ اْلمَ ْكرُ ْوهِ في وَقْتٍ مَخْصُوًص ِب ُشرُوْرطٍ مَخْصُ ْوصَةٍ
“puasa adalah menahan dari makan, minum dan melakukan hubungan seksual suami isteri, dan lain-lainnya, sepanjang hari menurut ketentuan syara’, disertai dengan menahan diri dari perkataan yang sia-sia (membual), perkataan yang jorok dan lainnya, baik yang diharamkan maupun yang dimakruhkan, pada waktu yang telah ditetapkan pula”.
Maksudnya menahan diri dari makan dan minum serta perbuatan yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sampai tenggelamnya matahari. Umat Islam juga dikehendaki untuk menahan diri dari mengeluarkan kata-kata kotor, menggunjing orang lain, dan sebagainya.
Untuk mendapatkan puasa yang sah, makanan atau minuman bukanlah satu-satunya hal yang harus kamu hindari. Pada dasarnya, puasa adalah tentang menahan diri, dan itu termasuk menahan emosi dan keinginan untuk bertindak buruk. Oleh karena itu, meskipun ibadah puasa tidak terlihat saat dilakukan, ibadah ini termasuk ibadah yang cukup menantang.
Saat puasa, seseorang dituntut untuk menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa. Sebab, jika puasa batal maka tidak ada pahala puasa yang diberikan pada seseorang.
Berkaitan dengan puasa, ada sesuatu yang harus kita perhatikan sebagai orang yang melaksanakannya, yaitu mengenai hal-hal yang dapat membatalkan puasa itu sendiri, sebagaimana yang telah kita ketahui bahwasanya puasa itu berarti menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya, maka kita harus mengetahui hal-hal apa saja yang dapat membatalkan puasa tersebut.