Budaya Sholat Dhuha dan Tadarus Membentuk Karakter Disiplin

sdmuh1solo.sch.id – Seorang guru memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka menumbuhkembangkan sifat dan sikap disiplin ibadah shalat dhuha terhadap peserta didiknya di sekolah.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam mendisiplinkan siswanya, yaitu membiasakan shalat dhuha berjama’ah, memberikan contoh dan tauladan, penyadaran, dan suatu pengawasan. 

Dan yang paling mempengaruhi dalam pelaksanaan pendisiplinan adalah adanya unsur pendisiplinan itu sendiri, yaitu peraturan yang bersifat memaksa (wajib).

PEKAN KE-1

Bismillaah….3 mei 2024

PAGI PUKUL 07.00-07.45 ; SHOLAT DHUHA-BQ/TAHFIDZ/PRAKTEK SHOLAT

INFAQ JUM’AT

imam sholat dhuha : pak @Dafit Mursidi/Ahmad Syaifuddin

imam dan Khotib sholat Jum’at : pak @ahmad

bapak ibu guru karyawan mengikuti kegiatan sholat Dhuha bersama

ibu guru dan karyawan WAJIB mendampingi anak-anak perempuan ketika sholat DHUHUR di kelas

Langkah-Langkah Penanaman Disiplin. Disiplin harus ditanamkan dan ditumbuhkan sejak dini, sehingga nantinya akan tumbuh dari hati seseorang dengan sendirinya.

Disiplin dapat dilakukan dengan cara:

1) Pembiasaan, pembiasaan untuk melakukan sesuatu dengan disipin, tertib, dan teratur.

2) Contoh dan Tauladan, memberi contoh dan tauladan kepada peserta didiknya.

3) Penyadaran, memberikan penjelasan-penjelasan tentang pentingnya peraturanperaturan diadakan. Sehingga lambat laun anak itu akan sadar terhadap peraturanperaturan tersebut. 

4) Pengawasan, Pengawasan ini bertujuan untuk menjaga atau mencegah agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan khususnya yang bertentangan dengan peraturan yang telah diadakan. Sehingga dengan pengawasan tingkat kedisiplinan anak akan terkontrol

JANGAN MEMBUKA AIB DOSA YANG TELAH ALLAH TUTUPI

Saudaraku..

 Abu Hurairah radhiyallahu’ anhu, bercerita bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

((كلّ أمّتي معافى إلّا المجاهرين، وإنّ من المجاهرة أن يعمل الرّجل باللّيل عملا، ثمّ يصبح وقد ستره اللّه فيقول: يا فلان عملت البارحة كذا وكذا، وقد بات يستره ربّه، ويصبح يكشف ستر اللّه عنه

“Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali mujahirin (orang yang terang-terangan berbuat dosa).

Dan yang termasuk terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat (dosa) pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya.

Padahal Allah telah menutupi perbuatannya tersebut, yang mana dia berkata: ‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begitu.’

Sebenarnya pada malam hari Rabb-nya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi pada pagi harinya dia menyingkap perbuatannya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah.”

HR. Bukhari (6069) dan Muslim (2990)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ وَإِنَّ مِنْ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ

“Seluruh umatku mu’afa (dimaafkan dosanya), kecuali orang yang melakukan dengan terang-terangan. Dan sesungguhnya termasuk melakukan dengan terang-terangan yaitu, seseorang melakukan sesuatu perbuatan (kemaksiatan, Red.) pada waktu malam, lalu dia masuk pada waktu pagi, kemudian mengatakan: “Hai, Fulan! Kemarin malam aku telah melakukan demikian dan demikian”.

Dia telah melewati malamnya dengan ditutupi (kemaksiatannya) oleh Rabb-nya, dan dia masuk pada waktu pagi menyingkapkan tirai Allah darinya“.

Sumber: HR Bukhari, no:6069

pak ustadz saya mau tanya bolehkah sholat duha itu dilaksansksn secara berjemaah atau harus srendiri sendiri  tidak boleh diLakukan berjamaah? terimakasih mohon jawabannya agar saya bisa mrnerapkan disekolah saya sebagai contoh praktekbaik

 Salat dhuha dapat dikerjakan secara berjamaah. Berdasarkan hadis: “Diriwayatkan dari Itban bin Malik —dia adalah salah seorang shahabat Nabi yang ikut perang Badar dari kalangan Ansar— bahwa dia mendatangi Rasulullah saw lalu berkata: Wahai Rasulullah, sungguh aku sekarang tidak percaya kepada mataku (maksudnya, matanya sudah kabur) dan saya menjadi imam kaumku. Jika musim hujan datang maka mengalirlah air di lembah (yang memisahkan) antara aku dengan mereka, sehingga aku tidak bisa mendatangi masjid untuk mengimami mereka, dan aku suka jika engkau wahai Rasulullah datang ke rumahku lalu sholat di suatu tempat sholat sehingga bisa kujadikannya sebagai tempat sholat ku. Ia meneruskan: Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Akan kulakukan insya Allah”. Itban berkata lagi: Lalu keesokan harinya Rasulullah saw dan Abu Bakar ash-Shiddiq datang ketika matahari mulai naik, lalu beliau meminta izin masuk, maka aku izinkan beliau. Beliau tidak duduk sehingga masuk rumah, lalu beliau bersabda: “Mana tempat yang kamu sukai aku sholat dari rumahmu? Ia berkata: Maka aku tunjukkan suatu ruangan rumah”. Kemudian Rasulullah saw berdiri lalubertakbir, lalu kami pun berdiri (sholat) di belakang beliau. Beliau sholat dua rakaat kemudian mcngucapkan salam”. [Muttafaq Alaih]. Ada juga hadis lain: “Diriwayatkan dari ‘Itban ibn Malik, bahwasanya Rasulullah saw mengerjakan sholat di rumahnya pada waktu dhuha, kemudian para sahabat berdiri di belakang beliau lalu mengerjakan sholat dengan sholat beliau.” (HR. Ahmad, ad-Daruquthni, dan Ibnu Hibban).

SD Muhammadiyah 1 Solo